BAB II
PEMBAHASAN
INOVASI KURIKULUM
A.
Kerangka Dasar Inovasi Kurikulum
Manusia, sebagaimana di kemukakan filsuf modern
Bronowski (1978),[1]
selalu dalam proses untuk berkembang. It
is an ascent of man. Untuk mencapai “kemajuan” dan “kebangkitan”nya,
manusia perlu kemampuan untuk belajar. Dengan demikian, nilai dasar dari
kurikulum adalah bagaimana mengembangkan
kemampuan siswa untuk mampu belajar. Katakana, the competence learn. Peter M. Sanger, Are the Gues,Rosabeth Mos-Kanter, dan sebagian besar pemikiran manejemen modrn mengembangkan konsep
learning organization, bahwa
organisasi-organisasi yang selamat, menang, dan menjadi juara adalah organisasi
yang mau belajar. Nilai ini telah diakui kebenarannya.
Kurikulum dapat disebut sebagai “muatan pendidikan”
sehingga menjdai isu terpokok untuk diperhatikan kualitasnya.
Pada masa lalu kelemahan kurikulum nasional di
Indonesia diatasi dengan sisipan substansi Muatan Lokal,termasuk penggunaan
bahasa ibu pada kelas awal di sekolah dasar,tetapi muatan nasional tetap
dominan karena ada ujian nasional, yang harus dikejar oleh siswa dan guru
bahkan juga orangtua siswa, karena menyangkut nasib dan harga diri.
Lalu bagaimana kiat mengatasi kelemahan yang ada,
ditambah lagi saat ada isu atau rencana perubahan kurikulum biasanya kita resah
dan gelisah, membayangkan berbagai dampak dan konsekuensinya, yang memang nyata
ada, baik yang menyangkut segi administrative maupun teknis edukatif yang tak
pelak lagi akan menambah kesibukan dan kerepotan guru serta insan pendidikan
lainnya. Padahal pada kurun waktu tertentu kurikulum memang harus disesuaikan
dengan perkembangan kehidupan “masa kini”. Setiap perubahan sekecil apapun ada
konsekuensi logisnya bagi guru, lalu bagaimana agar kita tidak resah dan
gelisah menghadapi perubahan tersebut, bagaimana kiat menyiasatinya?
Pertama, kita
harus menyadari sepenuhnya hakekat kurikulum,kurikulum sebenarnya hanyalah
seperangkat rencana, yang tidak dapat berbuat apa-apa tanpa kebijakan dan
kebajikan pelaksananya. Betapapun bagusnya kurikulum disusun oleh pakar yang
sangat ahli sekalipun, bahkan hasil penelitian bertahun-tahun, kalau berada ditangan
guru yang kurang piawai, tidak banyak manfaatnya dalam pembelajaran, sebaliknya
kurikulum yang bersifat standard an hanya berisi garis besar rencana
pembelajaran, tetapi dikelola oleh guru yang handal akan dapat memfasilitasi
pembelajaran yang sangat efektif dan bermakna bagi pembelajarnya.
Kedua,
dalam pembelajaran kurikulum bukan satu-satunya sumber belajar. Ada yang disebut
sebagai The Hidden Curriculum,
kurikulum yang tersamar, atau kurikulum yang tidak nyata tertulis. The hidden
curriculum, merupakan semua hal yang menstimulir anak dan anak mersponnya,
merupakan hal di luar kurikulum formal serta mempunyai dampak terhadap proses
tumbuh kembang anak. Misalnya, tatatertib dan peraturan sekolah/kelas,
lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial, performance guru dan warga sekolah
lainnya, guru merupakan kurikulum yang sangat efektif bagi siswa, apapun yang dilakukan guru, cara
berpakaian, cara bicara, sikap terhadap guru lain merupakan kurikulum bagi
siswa, ada lagi The hidden curriculum yang sangat efektif, yaitu tayangan
televisi, juga merupakan kurikulum bagi siswa, semua itu akan membentuk sikap
dan kepribadiannya, membentuk persepsi terhadap lingkungan masyarakatnya,
kemudian merespon dan mempengaruhi tumbuhkembangnya.
Ketiga,
keberhasilan tujuan pendidikan, khususnya pembelajaran juga ditentukan oleh
perangkat lainnya seperti kecukupan sarana dan prasarana, kecukupan biaya yang
tersedia, adanya sumberdaya pengelola yang kompeten baik guru, kepala sekolah,
pengawas sampai para Pembina pendidikan lainnya, dan tatakelola atau manajemen
yang baik (demokratis, transparan dan akuntabel), keterlibatan secara aktif,
masyarakat dan stakeholder lainnya, dan tak kalah pentingnya adalah kebijakan
dan kebajikan pemerintah pusat maupun daerah, pengawas hingga sekolah bahkan
guru kelas melalui policy-nya, sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran dan
pencapaian tujuan pendidikan secara umum.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apapun
kurikulumnya, masih banyak aspek lain yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran, kurikulum formal bukan satu-satunya perangkat dalam
pembelajaran,demikian juga masih banyak pihak yang seharusnya bertanggungjawab
terhadap keberhasilan pembelajaran selain guru kelas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran:[2]
1.
Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu :
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu :
a.
Kecerdasan/intelegensi
Menurut Kartono (1995:1)
kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan
berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat
kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai
prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi
yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi
seorang anak dalam usaha belajar.
b.
Bakat
Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung
pada upaya pendidikan dan latihan.”
c.
Minat
Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan
yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”
d.
Motivasi
Motivasi
dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan
yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik
akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution
(1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu:
(a) motivasi
instrinsik; dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar.
(b) motivasi
ekstrinsik; dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang
siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a.
Keadaan
Keluarga
Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan
akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”
b.
Keadaan
Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan
siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang
baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
c.
Lingkungan
Masyarakat
lingkungan merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
M. Francis klein dalam bukunya Curriculum Reform in the Elementary School menyatakan ada lima
substansi suatu inovasi kurikulum, yaitu:
1) menetapkan perencanaan.
Perencanaan harus menekankan perubahan
yang diinginkan dan harus didasarkan pada sekumpulan data sekolah dan visi yang
akan dilakukan sehubungan dengan pembaharuan tersebut.
2) menguji kurikulum secara
komprehensif. Kurikulum hendaknya didefinisikan dan diuji secara komprehensif
dari berbagai sudut, antara lain: lembaga persekolahan, fungsi sekolah, dan
tujuan kurikulum.
3) menganalisis kesenjangan antara
teori dan praktek. Walaupun sekolah tampaknya merupakan tempat yang
menyenangkan bagi siswa untuk belajar, namun masih banyak hal yang memerlukan
penyempurnaan. Seperti apa yang diharapkan sekolah berbeda dengan apa yang
terjadi di lapangan.
4) perhatian terhadap kurikulum
implisit. Dalam mengembangkan substansi kurikulum implisit perlu diperhatikan
hal-hal yang tidak tersurat yang ada dipersekolahan, seperti budi pekerti,
kesantunan berbahasa, dan berprilaku baik.
5) mengembangkan pendekatan yang
sistematis. Suatu pendekatan yang sistematis terhadap perbaikan kurikulum harus
menggunakan pendekatan yang sistematis. Hal ini disebabkan suatu aspek
perubahan yang kecil akan membawa dampak terhadap aspek persekolahan yang lain.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUBAHAN KURIKULUM
Perubahan kurikulum dari tahun ke
tahun merupakan kebijakan yang diambil pemerintah. Alasan pemerintah
melakukan perubahan kurikulum pendidikan yang baru adalah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Akan tetapi tujuan dari
pemerintah tidak selalu sejalan dengan kenyataan di lapangan.[3]
Menurut Soetopo dan Soemanto (1991:40-41), ada sejumlah faktor yang
dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa
ini.[4]
Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu
di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara
tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu
sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional
merdeka. Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup
penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat sekali. Di satu pihak , perkembangan dalam berbagai cabang
ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya
teori-teori yang lama . Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan
psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori dan
cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas ,
dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi
pelaksanaan kurikulum.
Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari
penduduk dunia . dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah
orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau
pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau
kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan
yang semakin besar.
E. SEBAB-SEBAB KURIKULUM ITU DIUBAH
Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan
dapat berubah secara fundamental, bila suatu negara beralih dari negara yang
dijajah menjadi Negara yang merdeka. Dengan sendirinya kurikulum pun harus
mengalami perubahan yang menyeluruh.
Kurikulum juga diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami
pergeseran. Misalnya pada tahun 30-an sebagai pengaruh golongan progresif di
USA tekanan kurikulum adalah pada anak, sehingga kurikulum mengarah kepada
child-centered curriculum sebagai reaksi terhadap subject-centered curriculum yang
dianggap terlalu bersifat adult dan society-centered. Pada tahun 40-an ,
sebagai akibat perang, asas masyarakatlah yang diutamakan dan kurikulum menjadi
lebih society-centered. Pada tahun 50-an dan 60-an, sebagai akibat sputnik yang
menyadarkan Amerika Serikat akan ketinggalan dalam ilmu pengetahuan, para
pendidik lebih cenderung kepada kurikulum yang discipline-centered, yang mirip
kepada subject-centered curriculum. Tampaknya seakan-akan orang kembali lagi
kepada titik semula. Akan tetapi, lebih tepat, bila kita katakan, bahwa
perkembangan kurikulum seperti spiral, tidak sebagai lingkaran, jadi kita tidak
kembali kepada yang lama, tetapi pada suatu titik di atas yang lama.
Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat
pendirian baru mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum
seperti activity atau experience curriculum, programmed instruction, pengajaran
modul, dan sebagainya.
Perubahan
dalam masyarakat, eksplosi ilmu pengetahuan dan lain-lain mengharuskan adanya
perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan itu menyebabkan kurikulum yang berlaku
tidak lagi relevan, dan ancaman serupa ini akan senantiasa dihadapi oleh setiap
kurikulum , betapapun relevannya pada suatu saat.
Maka karena itu perubahan kurikulum merupakan hal biasa. Malahan
mempertahankan kurikulum yang ada akan merugikan anak-anak dan demikian fungsi
kurikulum itu sendiri. Biasanya perubahan satu asas akan memerlukan perubahan
keseluruhan kurikulum itu.
Menurut Anan Z. A
(2008:20) Penyebab berubahnya kurikulum 2004 (KBK) ke Kurikulum KTSP adalah
Penyempurnaan KBK menjadi KTSP disebabkan KBK tidak menunjukkan hasil yang
signifikan karena berbagai faktor:[5]
1.
Konsep KBK
belum dipahami secara benar oleh guru.
2.
Draft kurikulum
yang terus menerus mengalami perubahan.
3.
Belum adanya
panduan strategi pembelajaran yang mumpuni (mayoritas masih berbasis materi),
yang bisa dipakai pegangan guru ketika akan menjalankan tugas instruksional
bagi siswanya.
Dengan demikian KTSP sebenarnya
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dilaksanakan berdasarkan
kurikulum 2004, hanya telah mengalami penyempurnaan dengan tujuan agar
kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam KBK bias ditanggulangi, baik pada
tataran perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengaruh perubahan kurikulum KBK (2004) ke KTSP
(2006) yang relative singkat terhadap
dunia pendidikan dapat dirasakan oleh dua elemen pendidikan.
1.
Guru
Guru mengalami kesulitan dalam mengikuti aturan pembelajaran dalam
kurikulum KTSP, Karena sebelumnya pada kurikulum KBK pun guru mengalami
kesulitan dalam pengaplikasian metode pembelajaran di dalam kelas.
2.
Siswa
Sama halnya dengan guru yang kesulitan dalam pengaplikasian
kurikulum yang baru, siswa pun kesulitan untuk mengikuti metode pembelajaran
yang tidak biasa mereka jalani. Terdapat keraguan pada siswa dalam proses
belajar.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan kurikulum;
1.
Bebasnya sejumlah wilayah tertentu
di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis.
2.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat sekali.
3.
Pertumbuhan yang pesat dari penduduk
dunia
Sebab-sebab kurikulum itu diubah;
Menurut Anan Z. A (2008:20) Penyebab berubahnya kurikulum
2004 (KBK) ke Kurikulum KTSP adalah Penyempurnaan KBK menjadi KTSP disebabkan
KBK tidak menunjukkan hasil yang signifikan karena berbagai faktor:
1.
Konsep KBK
belum dipahami secara benar oleh guru.
2.
Draft
kurikulum yang terus menerus mengalami perubahan.
3.
Belum
adanya panduan strategi pembelajaran yang mumpuni (mayoritas masih berbasis
materi), yang bisa dipakai pegangan guru ketika akan menjalankan tugas
instruksional bagi siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/14540329/MAKALAH-INNOVASI-KURIKULUM
diakses tanggal 09-05-2012
http://santisalayanti.blog.stisitelkom.ac.id/2011/12/18/yang-mempengaruhi-keberhasilan belajar/diakses
tanggal11- 05-2012
http://www.scribd.com/doc/52769458/8/Perubahan-Kurikulum
diakses tanggal 09-05-2012
http://lunnablog-luna.blogspot.com/2010/10/mengapa-kurikulum-berubah.html
diakses tanggal 09-05-2012
http://dc306.4shared.com/doc/aarxpjCl/preview.html
diakses tanggal 11- 05-2012
[1] http://www.scribd.com/doc/14540329/MAKALAH-INNOVASI-KURIKULUM
diakses tanggal 09-05-2012
[2] http://santisalayanti.blog.stisitelkom.ac.id/2011/12/18/yang-mempengaruhi-keberhasilan-belajar/diakses
tanggal11- 05-2012
makasih banyakkk yachhh???
BalasHapus